Parade der Kulturen 2018 di Frankfurt am Main. Jerman

Sekedar berbagi cerita
Oleh: Dus Fotografer

Bapak Konsul Jenderal RI Frankfurt dalam barisan Parade
Masyarakat Indonesia yang tinggal di Frankfurt am Main dan sekitarnya selalu aktiv mengikuti acara Parade der Kulturen yang diadakan setiap 2 tahun oleh pemerintah Jerman khususnya pemerintah kota Frankfurt am Main, dan tahun ini tepat pada tanggal, 16 Juni 2018. 

Tema Parade kali ini, Gemeinsam, Solidarisch, Frankfurt, bertujuan untuk mempersatukan semua etnis, saling bergandengan tangan menuju Frankfurt yang indah, nyaman dan damai untuk semua orang, sekaligus sebagai ajang promosi pariwisata dan budaya dari setiap negara. 
Pada Parade budaya tahun ini Persatuan Masyarakat Indonesia Frankfurt dan sekitarnya (PERMIF e.V) yang diketuai oleh ibu Nurlina Forschner, berada di nomor urut ke 4 dalam barisan dari 46 negara lainnya, memperkenalkan Bhineka Tunggal Ika ( Einheit in der Vielfalt ) dengan menampilkan pakaian tradisional dari setiap daerah di tanah air seperti Sumatera barat, Aceh, Batak, Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan sampai ke Timur Indonesia seperti Flores, Ambon, Papua dan Alor.
    
 
Foto bersama Konsul Jenderal RI Frankfurt
Parade der Kulturen selalu dinikmati penuh antusias oleh seluruh lapisan masyarakat Frankfurt dan sekitarnya yang memadati di sisi kiri dan kanan jalan. Peserta parade dari Indonesia penuh semangat berjalan sambil menari poco-poco, tari jawa dan tari batak. Memang tidak mudah melakukannya karena membutuhkan energi dan penuh kosentrasi, apalagi sambil mengenakan pakaian yang ketat seperti yang dikenakan peserta dari Flores dan Bali dengan jarak yang harus ditempuh sekitar 3,5 km. Walau tidak dinilai oleh tim juri mengenai kostum adat namun semua peserta dari Indonesia tetap tampil yang terbaik.

Kordinator Parade dan Ketua Permif(Ibu Teti Rose Arndt dan Nurlina Forschner)
Bapak Konsul Jenderal RI untuk Frankfurt, Toferry Primanda Soetikno ikut serta mengawasi peserta parade, meskipun terasa letih dan melelahkan namun beliau bersama staf diplomatnya tetap semangat berjalan sampai ke garis final demi mempromosikan sekaligus memperkenalkan budaya kepada para pengunjung. Peserta dari negara lain pun melakukan yang sama, sebuah panorama yang sungguh eksotik!

Dengan mengikuti acara parade der kulturen dalam setiap 2 tahun, bukan semata hanya untuk berpartisipasi namun ini juga salah satu cara kita mengundang daya tarik dari para pengunjung dan semoga angka kunjungan wisatawan asing dari Eropa ke tanah air terus meningkat dan berpengaruh positif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. 

Kita patut memberi penghargaan kepada pemerintah kota Frankfurt yang telah menetapkan jadwal untuk Parade der Kulturuen dalam setiap 2 tahun untuk kita memperkenalkan budaya dan mempromosikan pariwisata di luar negeri khususnya di kota Frankfurt. Dan terima kasih yang tak terhingga telah mempersiapkan team keamanan barisan yang sukarela meluangkan waktunya untuk jalan bersama dari setiap kelompok parade, aparat kepolisian yang dengan tabah mengatur semua kendaraan yang coba melintasi jalan dimana parade dilaksanakan sehingga semua peserta parade merasa nyaman dan damai.

Pada Kultur Parade Juni tahun 2018 ini dari Permif e.V mempercayakan Ibu Teti Rosi Arndt sebagai koordinator untuk mengorganisir tiap kelompok, para penata rias dan busana. Selain itu Devika Puspasari mahasiswi International studienkolleg Kaiserlautern asal Kupang Nusa tenggara timur mengorganisir masyarakat Indonesia Timur khususnya Flores, Sabu dan Timor yang biasanya dilakukan oleh Ibu Indriati Gabriella See, Ibu Indriati adalah seorang guru bahasa Perancis dan bahasa Inggris dan juga penulis buku bacaan Anak-anak, karyanya: Hadiah untuk Ayah, Rimba dan Tiga ekor Capung. Atas dasar kekompakan dan semangat kebersamaan dari para peserta parade dan berkat dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Frankfurt am Main dan sekitarnya, promosi pariwisata dan kebudayaan Indonesia di tahun 2018 ini berjalan lancar. (Dus Fotografer)